SEJARAH PASMAR 2
Pada periode 1998–2004 perkembangan organisasi Korps Marinir, pada lingkup nasional terjadi sebuah peristiwa yang menjadi catatan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, puncaknya pada 1998 terjadi gerakan Reformasi, Prajurit-prajurit Korps Marinir tercatat memiliki peran yang begitu besar dalam meredam dan mengeliminasi dampak dari kerusuhan-kerusuhan tersebut, Prajurit-prajurit Korps Marinir telah mampu menjadi bagian penting penyelamat bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
Pada kerusuhan bernuansa SARA yang terjadi di Maluku dan Maluku Utara, Korps Marinir telah mampu menunjukkan dirinya sebagai Prajurit professional. Dengan pendekatan yang persuasive, Prajurit-prajurit Korps Marinir bisa diterima menjadi mediator dan penengah bagi kelompok-kelompok yang bertikai, serta mampu menjadi motivator dan dinamisator bagi rekonsiliasi dan perdamaian.
Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan standarisasi kemampuan tempur pasukan Marinir, berdasarkan Surat Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor : R/22/081601 RSU tanggal 23 Januari 2001, keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Skep : 08/III/2001 tentang likuidasi Brigif 1, Menbanpur, dan Menbanmin maka dibentuklah Pasmar 1 pada tanggal 22 Maret 2001 dan berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 tahun 2018 Pasal 7 ayat 2 tentang pembentukan Pasmar 3 maka dibentuklah Pasmar 3, Pasmar 2 berubah menjadi Pasmar 1, dan Pasmar 1 berubah menjadi Pasmar 2.
Pasmar 2 dengan semboyan Raksa Nusantara Cakti yang diambil dari bahasa sansekerta, secara singkat dapat di artikan sebagai Pelindung Nusantara yang Sakti, agar tertanam dalam diri setiap prajurit Pasmar 2 sebagai Pelindung Nusantara yang Sakti.
Markas Komando Pasmar 2 pada awal berdirinya menempati gedung Kali Bening Ksatrian Usman Jalan Opak Nomer 09 Surabaya, dan sejak bulan Agustus 2007 hingga sekarang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani Nomer 1A Gedangan Sidoarjo, dengan tugas pokok, membina kemampuan dan menyiapkan kekuatan tempur pasukan pendarat dalam melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pangkalan TNI Angkatan Laut, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau strategis serta tugas-tugas operasi tempur lainnya.
Sesuai kebijakan Komandan Korps Marinir dan atas persetujuan Kepala Staf Angkatan Laut, Struktur Organisasi Pasmar 2 terdiri dari Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan dan Unsur Pelaksana, Unsur Pembantu Pimpinan meliputi Staf Umum yang terdiri dari Staf Intelijen, Staf Operasi, Staf Personel, Staf Logistik dan Staf Perencanaan, Unsur Pelayanan terdiri dari Sekretaris Umum, Staf Pribadi dan Detasemen Markas Pasmar 2, Unsur Pelaksana Pasmar 2 meliputi Brigade Infanteri, Resimen Kavaleri, Resimen Artileri, Resimen Bantuan Tempur, Batalyon Intai Amfibi, Detasemen Intelijen, Detasemen Provos dan 5 Batalyon Pertahanan Pangkalan yang terdiri dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 5 berkedudukan di Surabaya, Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 6 berkedudukan di Makassar, Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 7 berkedudukan di Kupang, Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 8 berkedudukan di Bitung dan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 13 berkedudukan di Tarakan.
Sejak berdirinya tahun 2001, Pasmar 2 telah menorehkan tinta emas kepada negara dan bangsa, dan telah menjadi sejarah penugasan yang membanggakan dengan hadir dalam setiap palagan, penugasan Operasi Militer Perang atau OMP maupun Operasi Militer Selain Perang atau OMSP dalam dan luar negeri.
Pasmar 2 merupakan satuan pemukul terdepan TNI Angkatan Laut khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah, beberapa Dharma Bhakti Pasmar 2 yang telah disumbangkan kepada Negara dan bangsa tercatat 308 penugasan dalam negeri mulai dari penugasan daerah konflik sampai dengan penugasan kemanusiaan dan pengawasan batas Negara terluar dari wilayah NKRI. Pasmar 2 juga ikut aktif mengirimkan prajurit-prajurit terbaiknya dalam rangka menjaga misi perdamaian dunia sesuai dengan amanah dari pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dalam kurun waktu 2001 sampai dengan sekarang tercatat 100 penugasan luar negeri.
Raksa Nusantara Sakti